ROMA - Gervinho, pemain tim nasional Pantai Gading, mengutarakan
kekesalannya pada Arsenal dan manajer Arsene Wenger. Ia mengaku sudah
merasa diperlakukan buruk oleh Wenger saat masih berada di Arsenal.
Pengalaman itu membuatnya sangat membenci klub asal London tersebut.
Gervinho dibeli Arsenal seharga 11juta pouns pada 2011. Ia kemudian dikirim ke Roma pada musim panas setelah hanya mampu menghasilkan sembilan gol dalam 46 pertandingan Liga Primer Inggris.
Ia mengklaim kegagalannya itu disebabkan Wenger tidak pernah memberinya kepercayaan. "Dia (Wenger-red) tidak pernah memiliki keyakinan atas diri saya," ungkap Gervinho, seperti yang dikutip dari Mirror.
Akibatnya ia merasa sangat sebal dengan klub itu. Padahal dulunya Arsenal adalah klub impiannya. "Sebagai seorang anak saya bermimpi bermain untuk Arsenal, karena saya mencintai mereka. Sekarang saya membenci mereka atas cara Wenger memperlakukan saya," tambahnya.
Ia pun menyesali dirinya harus meninggalkan klub di waktu ia belum bisa menunjukkan kemampuannya. Kini bersama Roma, ia lebih berkembang di bawah pengawasan pelatih Rudi Garcia.
Menurutnya pelatih itu tidak membedakan antara pemain yang sedang di lapangan dan yang tidak sedang bermain. Sebagai pemain, baginya itu adalah hal penting.
"Dia tidak hanya berbicara kepada mereka yang bermain, ia berbicara untuk semua orang karena ada 25 pemain dalam skuad, bukan hanya 11," ucapnya.
Gervinho dibeli Arsenal seharga 11juta pouns pada 2011. Ia kemudian dikirim ke Roma pada musim panas setelah hanya mampu menghasilkan sembilan gol dalam 46 pertandingan Liga Primer Inggris.
Ia mengklaim kegagalannya itu disebabkan Wenger tidak pernah memberinya kepercayaan. "Dia (Wenger-red) tidak pernah memiliki keyakinan atas diri saya," ungkap Gervinho, seperti yang dikutip dari Mirror.
Akibatnya ia merasa sangat sebal dengan klub itu. Padahal dulunya Arsenal adalah klub impiannya. "Sebagai seorang anak saya bermimpi bermain untuk Arsenal, karena saya mencintai mereka. Sekarang saya membenci mereka atas cara Wenger memperlakukan saya," tambahnya.
Ia pun menyesali dirinya harus meninggalkan klub di waktu ia belum bisa menunjukkan kemampuannya. Kini bersama Roma, ia lebih berkembang di bawah pengawasan pelatih Rudi Garcia.
Menurutnya pelatih itu tidak membedakan antara pemain yang sedang di lapangan dan yang tidak sedang bermain. Sebagai pemain, baginya itu adalah hal penting.
"Dia tidak hanya berbicara kepada mereka yang bermain, ia berbicara untuk semua orang karena ada 25 pemain dalam skuad, bukan hanya 11," ucapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar